Hari gini masih sms-an? Kuno! BBMan, Facebookan, atau Twitteran sana! Lebih eksis, lebih gaool!!
Kalimat tersebut pernah saya dengar dari seseorang, menyarankan Media Sosial sebagai alat komunikasi baru menggantikan fungsi konvensional perpesanan ponsel, SMS. Tapi hingga detik ini pun saya masih setia dengan SMS, walaupun punya nomor PIN BB, akun Facebook dan Twitter.
Keseharian saya masih bergelut dengan SMS. Menginfokan ke istri saya ada dimana, atau bahan respon laporan surveilans ke puskesmas semuanya dengan SMS. Makanya, saya memiliki ponsel khusus untuk SMS yang berisi kartu SIM khusus untuk SMS juga. Kartu SIM pun berubah-ubah sesuai dengan tarif SMS operator, yang paling murah yang saya pakai.
Awalnya saya pakai paket SMS kartu AS yang berbanderol 1000 rupiah untuk 1000 SMS per hari. Ribetnya, saya mesti registrasi tiap hari untuk menikmati paket ini. Lagian juga SMS yang saya pakai tidak sampai 1000 SMS per hari, paling cuma 10. Kalau tidak registrasi, tarif normalnya 115 rupiah per SMS, kalau dikali 10 SMS jatuhnya di angka 1150, rugi 150 rupiah (hahaha… pelit). Jadi tiap pagi saya mikir, kalau mau SMS banyak-banyak yah registrasi.
Karena ribet, saya beralih ke kartu 3 (tri), tarif SMSnya 400-an rupiah sekali SMS. Kirim 1 SMS gratis 1000 SMS per hari. Lumayan tidak ribet, namun masih agak mahal. Akhirnya saya pindah lagi ke Mentari, tarifnya 50 rupiah per SMS, kirim 2 SMS dapat gratis 10 SMS pada hari tersebut. Semua SMS gratis tadi berlaku untuk semua (all) operator. Namun belum lama menikmati tarif murah SMS, konon sistem SMS bonus atau gratisan ini akan berakhir besok, 31 Mei 2012 pukul 23.59. Hadohhhh.
Mengapa demikian?
Beberapa waktu ini, seiring maraknya SMS gratisan 1000 antar operator, saya sering mendapatkan SMS dari nomor anonim, mempromosikan barang dan jasa hingga SMS tipu-tipu, dari fasilitas kredit tanpa agunan hingga jasa meramal judi togel. Tak sampai 10 SMS per hari sih, namun sangat mengganggu. Mereka gencar melakukan promosi lewat SMS karena promosi dengan cara ini murah dan praktis. Seribu rupiah untuk 1000 SMS saya anggap murah dan praktis, dan SMS pasti dibaca pemilik ponsel saya sebut efisien. Membuat penerima SMS menjadi kurang nyaman, itu sisi keamanan SMS gratis yang perlu di evaluasi.
Selanjutnya, SMS gratis ini membuat sebuah operator besar (sebutlah Telkomsel) -yang memiliki pelanggan paling banyak, kebanjiran trafik SMS dari operator lainnya. Tapi walaupun kebanjiran trafik, telkomsel tidak menerima imbalan jasa sepeser pun dari operator pengirim ataupun dari pelanggannya. Contoh, saya kirim SMS dari kartu Mentari saya ke kartu AS istri berkali-kali pun, yang dibayarkan adalah si Mentari saja, si AS tidak kebagian. Bayangkan jika yang mengirim tadi adalah spammer seperti ajang promosi bisnis dan tipu-tipu tadi, down-lah Telkomsel.
Ya, terhitung 31 Mei 2012 pukul 23:59:59 WIB, seluruh operator serentak akan meninggalkan skema Sender Keep All (SKA) dan beralih ke skema interkoneksi berbasis biaya (cost based). Keputusan ini telah disepakati Kementerian Kominfo, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), dan para operator sebagai bentuk kompromi untuk meminimalisir penyalahgunaan penawaran SMS gratis secara broadcast.
Dengan aturan baru tersebut, penawaran SMS gratis akan memudar karena operator harus berhitung untuk setiap produksi SMS yang dikeluarkannya. Penagihan SMS berbasis biaya menjadikan operator pengirim dan penerima SMS akan terkena biaya, berbeda dengan konsep SKA sebelumnya dimana hanya operator pengirim yang mendapatkan pemasukan.
Sebelumnya, SKA dipakai karena diyakini konsep SMS itu 1:1 alias dikirim dan dibalas. Tetapi tren sekarang ada SMS broadcast yang menganggu pengguna karena maraknya SMS gratis. Ini juga menganggu jaringan operator penerima, sementara tidak ada pemasukan yang didapat.
Sesuai kesepakatan, biaya interkoneksi SMS ini nantinya mengikuti hasil perhitungan biaya interkoneksi tahun 2010, yaitu sebesar Rp 23 per SMS. Perbedaan antara pola SKA dan cost based adalah SKA memungkinkan keuntungan diambil semuanya oleh operator pengirim SMS. Sedangkan jika berbasis interkoneksi, memungkinkan revenue sharing antara operator pengirim dan penerima. Pola SMS cost based ini dianggap lebih adil bagi semua operator dan bisa menekan pengiriman SMS spam sebagai dampak dari penawaran bonus SMS yang tak terukur dari operator saat berpromosi.
Kesepakatan harga interkoneksinya nantinya akan dibicarakan masing-masing antaroperator secara B2B (business to business). Yang pasti tarif SMS tidak akan naik, kata Menkominfo Tifatul Sembiring.
Sebentar lagi, seluruh operator telekomunikasi di Indonesia akan menerapkan skema baru dalam pungutan tarif SMS untuk pengiriman lintas operator. Saatnya kita mengucapkan selamat tinggal untuk bonus SMS gratisan. Masihkah SMSan tetap eksis setelah aturan ini? ataukah beralih ke sosial media? kita tunggu saja, yang jelas semoga rakyat tetap dapat menikmati manfaat komunikasi sebesar-besarnya.
Siiiiip Banget gan…
Masih banyak penjajah modern…
Yg otakx d bawah 100%
Ini kalimat di akhir postingan anda “semoga rakyat tetap dapat
menikmati manfaat komunikasi sebesar-
besarnya”… Kalo menurut saya sebaiknya kalimatnya di ganti menjadi “semoga RAKYAT INDONESIA SADAR BAHWA PARA ‘PENJAJAH MODERN’ SEDANG BERAKSI MENGERUK HABIS UANG RAKYAT INDONESIA SENDIRI” semoga RAKYAT INDONESIA SADAR BAHWA SELAMA INI “PENJAJAH MODERN’ YANG BERKEDOK INVESTOR MEMANFAATKAN ‘KEBODOHON’ RAKYAT INDONESIA” semoga RAKYAT INDONESIA CEPAT2 SADAR DARI KEBODOHAN yang selalu di manfaatkan ‘para penjajah modern seperti provider 3’
sms gratis di http://www.berydi.com tanpa batasan browww sepuasnya all operator
paNtesaNt…..
pLzakOe bOros….
cPt aBzNya…
G sEru iCh..!!!
Walau bagaimanapun sms masih tetap diperlukan, kalo pake sosial media harus koneksi inet dulu, login, dr segi efisiensi waktu aga lama kalo cuma untuk ngasih kabar 1 sms, itu menurut ane ya 😀
Mudahan kalopun ga da sms gratisin tapi ada nelpon gratis. 😀
mending pNdah ke krtu 3…
🙂
wah gwat niCh kLw zmz gratis gk ada,,:(
kartu 3 itu kartu paling murah lho !
Wah, nggk ada gratisan bisa tekor nihh.. Hmmh.. 😦
Harus menyisihkan uang saku lbh banyak buat beli pulsa..
baikan yang normal tdk gratisan. yg gratisan itu lbh banyak madorot drpd manfaatnya
Ought. .
Pantes aja qu pke kartu m3, jadi mahal. . .
Tpi sxrng pke kartu 3 🙂
keputusan mentri menyusahkan rakyat…sms gratisan aja di embat. kalo aq jadi mentrinya, aku ga akan gitu, kasian rakyat, udah harga pada naik, skarang sms gratis di tutup..huh..
klo ga ada gratisan,, bisa tekor uang bulanan… 😦
g enak…
sehari2 hidup dari sms gratisan.
skrg g ada lg.
pengeluaran semakin bnyak……
Nanti juga seharusnya diiring dgn fasilitas blok nomor. Ini akan disediakan oleh operator agar nomo yg tdk diinginkan gk bs seenaknya kirim sms. Bayangkan kalau nti trm sms aja kena biaya,wah bs runyam dah. Hrsnya operator bikin layanan sms blok dgn dial menu. Oke!!!???
Heheheh.. Bener tuh sms sms anehh ngeganggu bgt… 😦
hmm kupikir usulan pak menteri lebih baik. sebagai user, kita sekarang lebih sering terganggu dengan spam sms.
mudah-mudahan spam sms akan segera berakhir.
info yg menarik, apalagi saya yg mengandalkan bonus sms utk komunikasi,mungkin saya akan kembali korespondensi dgn perangko klo tarif sms semakin mahal…
wahhh, info bagus nih. ane br tau malah, ane bantu share deh. biar para spammer tu nyadar diri. 😎 *semoga
Baru mengerti tentang ini… 😀
Padahal saya termasuk broadcaster untuk informasi ke teman-teman… Ternyata batasnya besok, ya…
akhirny berlaku jga stelah skian lama dperbincangkn, dberitakan dmna-mna
Hmm….
iya juga ya,,, wong jarang sih sms an.. 🙂