Shalat disaat waktunya hampir habis saya istilahkan shalat injury time. Contonya seperti
Shalat Shubuh diwaktu hampir pagi
Shalat Dzuhur dekat waktu Ashar (setengah 3 lewat)
Shalat Ashar dekat waktu Maghrib (setengah 6 lewat)
Shalat Maghrib dekat waktu Isya (hampir jam 7)
Shalat Isya tengah malam
Shalat itu normalnya hanya dilaksanakan kurang dari 5 menit, tapi susahnya bagi saya minta ampun. Pun jika saya kerjakan, ya paling sering diwaktu injury time begitu, dan ngebut (tidak khusyu). Mungkin tingkatan keimanan saya (maaf, saya mengklaim diri saya beriman walaupun kacau-kacau begini modelnya) masih jauh dari standard “benar-benar beriman”, makanya shalat masih sebatas “menggugurkan kewajiban” bagi saya. Ada perasaan kurang enak saja bila tidak/ belum shalat.
Masalahnya kemudian, saya pernah dengar seorang udztas mengatakan bahwa shalat itu hendaknya di awal waktunya, shalat disaat injury time itu adalah shalatnya setan. Perumpamaan yang dia berikan adalah shalat ashar disaat matahari sudah hampir tenggelam, mending tidak usah shalat karena shalat di waktu itu adalah shalatnya setan. Kalau datang lebih awal saat shalat jumat pernah saya dengar pahalanya, kalau yang pertama datang dapat pahala seperti berkurban onta, selanjutnya sapi, kemudian kambing, kemudian ayam. Bahkan ada yang menambahkan kalau yang datang ke lima adalah telur ayam, yang datang saat mau shalat jumat tai ayamnya pun tidak dapat.
Nah bagaimana kalau shalat injury time begitu? Apakah saya masih dapat pahala ataukah hanya dosa yang saya dapat? Prinsip salah yang masih saya anut hingga sekarang adalah “lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”. Butuh pencerahan.