Puasa Arafah

Hari ini kamis 9 Dzulhijjah 1433 (25 Oktober 2012) atau sehari sebelum Idul Adha, jamaah haji melaksanakan Wukuf di Padang Arafah. Bagi yang tidak melaksanakan wukuf, disunnahkan untuk melaksanakan Puasa Arafah.
Berikut ini dalil keutamaan puasa Arafah:

“Tiada dari hari dalam setahun aku berpuasa lebih aku sukai daripada hari Arafah” (HR Baihaqi)

“Saya berharap kepada Allah agar dihapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya” (HR Muslim)

“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah” (HR At Tirmidzi)

“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari Neraka adalah hari Arafah” (HR Muslim)

Semangat berpuasa Arafah, semoga dosa dihapuskan dan diberkahi Allah SWT.

Taubat Setelah Shalat

Mengapa ketika selesai melaksanakan Shalat kita disunnahkan beristighfar? Bukankah Shalat itu adalah perbuatan kebaikan, bukan perbuatan dosa dan tercela?

Pertanyaan ini terjawab dalam isi khutbah Jumat tadi. Kalau berbuat kebaikan saja kita dianjurkan bertaubat, apalagi kalau perbuatan jahat. Manusia adalah tempatnya kesalahan dan kekhilafan, namun khilaf tersebut kiranya dapat ditutupi dengan taubat. Musyrik adalah satu-satunya dosa yang tak terampunkan, tidak dengan dosa-dosa yang lain apabila kita bertaubat dengan sebenarnya taubat.

Istighfar setelah Shalat bertujuan meminta ampun pada Allah SWT, karena saat melaksanakan Shalat dipastikan kita pernah khilaf dan mengingat selain Sang Pencipta, yang mana lalai mengingat-Nya saat Shalat adalah termasuk dosa.

Shalat disaat Injury Time

Shalat disaat waktunya hampir habis saya istilahkan shalat injury time. Contonya seperti

Shalat Shubuh diwaktu hampir pagi
Shalat Dzuhur dekat waktu Ashar (setengah 3 lewat)
Shalat Ashar dekat waktu Maghrib (setengah 6 lewat)
Shalat Maghrib dekat waktu Isya (hampir jam 7)
Shalat Isya tengah malam

Shalat itu normalnya hanya dilaksanakan kurang dari 5 menit, tapi susahnya bagi saya minta ampun. Pun jika saya kerjakan, ya paling sering diwaktu injury time begitu, dan ngebut (tidak khusyu). Mungkin tingkatan keimanan saya (maaf, saya mengklaim diri saya beriman walaupun kacau-kacau begini modelnya) masih jauh dari standard “benar-benar beriman”, makanya shalat masih sebatas “menggugurkan kewajiban” bagi saya. Ada perasaan kurang enak saja bila tidak/ belum shalat.

Masalahnya kemudian, saya pernah dengar seorang udztas mengatakan bahwa shalat itu hendaknya di awal waktunya, shalat disaat injury time itu adalah shalatnya setan. Perumpamaan yang dia berikan adalah shalat ashar disaat matahari sudah hampir tenggelam, mending tidak usah shalat karena shalat di waktu itu adalah shalatnya setan. Kalau datang lebih awal saat shalat jumat pernah saya dengar pahalanya, kalau yang pertama datang dapat pahala seperti berkurban onta, selanjutnya sapi, kemudian kambing, kemudian ayam. Bahkan ada yang menambahkan kalau yang datang ke lima adalah telur ayam, yang datang saat mau shalat jumat tai ayamnya pun tidak dapat.

Nah bagaimana kalau shalat injury time begitu? Apakah saya masih dapat pahala ataukah hanya dosa yang saya dapat? Prinsip salah yang masih saya anut hingga sekarang adalah “lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”. Butuh pencerahan.