Labil

Mobil Pick up putih yang tiba-tiba parkir di tempat incaran parkir mobil Saya serempet, baret hitam kemudian menetap di kap depan Mumoz. Salahnya Saya, sudah diperingatkan Sar, tapi tak Saya indahkan.

Sekitar sepuluh menit sebelumnya Saya bertanya soal berapa selisih harga air galon isi ulang antara di minimarket dan toko kelontong. Pokoknya selisih jauh, kata Sar. Tapi belanja di toko kelontong harus memutar, berbalik jalan. Kalau di kalkulasi sepertinya seimbang dengan bensin yang mesti keluar atau risiko nabrak.

Sekarang berapa selisihnya setelah Mumoz nyerempet? Tidak seberapa dengan amukan Sar. Mau Mumoz hancur sekalipun tidak sebanding dengan senyum di wajah Sar. Serius.

Hari Lahir Bapak

Di KTP, 31 Desember adalah hari lahir Bapak. Tapi kata Bapak, beliau lahir 15 Februari. Perubahan tanggal lahir tersebut agar bapak bisa diterima masuk sekolah. Tapi alasan tersebut masih saya cerna, bukannya masuk sekolah lebih tua lebih baik? Sebelum tahu jawabnya, Bapak keburu pergi.

Meski demikian, negara mengakui Bapak lahir di penghujung tahun, hari ini. Lahir tahun 1950, hari ini Bapak berusia 71 tahun. Tepat 25 hari yang lalu Bapak berpulang, mendahului kami menghadap Ilahi.

Ya Rabb. Terimalah Bapak di sisiMu, berilah tempat terbaik untuknya. Ampunilah segala dosanya. Yang pergi hanya jasadmu, tapi kenangan tentangmu akan tetap abadi. Tunggu kami, Bapak.

Memulai Diet (Lagi)

Pagi ini mendapati berat badan begitu-begitu saja. Tak ada perubahan berarti seminggu terakhir ini menandakan saya gagal diet. Gagal total!

Ya, saya berusaha diet sejak dua minggu belakangan. Tanpa obat. Harapannya sih mencapai berat badan ideal, six pack lah kalau bisa. Tapi diet ternyata tak semudah membalikkan telapak kaki gajah, sungguh menyiksa.

Awalnya karena dibantu obat penurun nafsu makan, diet lancar-lancar saja, berat badan turun 2 ons lah. Tapi setelah obat habis, rasa lapar kembali menggelegar mengusik perut yang kadang dibisiki tenggorokan untuk mengamuk minta diisi. Walaupun menyiksa, berat badan ideal adalah tujuan utama, demi kemaslahatan keluarga tercinta. Bisa yok bisa!

Gowes ke Kolam Regulasi Nipa-Nipa

IMG_20200119_104749

Minggu pagi, saatnya gowes membakar kalori. Entah mengapa di musim hujan ini langit cerah, sudah empat hari. Tuhan mengizinkan saya meninggalkan rebahan yang rutin dilakukan saat musim hujan.

Kemudi sepeda saya arahkan ke BTP. Namun sampai di BTP masih pagi, gowes saya lanjutkan ke Kolam Regulasi Nipa-Nipa, destinasi wisata baru warga Makassar. Sampai di sana ramai pengunjung, saya malas masuk kalau ramai, di depan saja foto-foto.

Kolam regulasi ini berfungsi untuk menampung air yang masuk melalui pelimpah (Spillway) selama terjadi puncak banjir untuk sementara waktu dan mengalirkannya kembali ke Sungai Tallo melalui pintu pengatur dan pompa air setelah hujan reda. Keren!

Dibalik Pria Sukses

IMG_20200117_105022

Dengan senang hati saya naik pete-pete, menuju Pangkep jelang siang kemarin. Seperti biasa saya memilih duduk di depan, di samping pak supir yang sedang bekerja, mengendali pete-pete supaya baik jalannya. Ah, mana ada pete-pete yang baik jalannya? Mitos itu!

Pas duduk, mata saya tertuju pada stiker di kaca depan, sepertinya hasil buatan tangan sendiri yang lagi gabut entah kenapa. Pesannya bagus, minimal memberi semangat si jomblo nan miskin untuk bekerja. DIBALIK PRIA SUKSES ADA MANTAN YANG STRESS.

Ya, tulisannya CAPSLOCK semua, mungkin dibikin saat marah-marahnya. Dalam hati, saya tersenyum kecut, makjleb, ngena banget!! Tapi lain kali, kata “DI” nya dipisah yah!

Resolushit 2020: Santuy!

IMG_20191215_060300

Seperti biasa, di awal hari di tahun yang baru saja berganti ini saya membuat beberapa resolusi, walaupun pada akhirnya resolusi tersebut biasanya akan gugur dengan sendirinya di pekan pertama. Makanya saya tidak terlalu ngoyo lagi untuk membuat resolusi sehingga judulnya sesarkas demikian, resolusi taek 2020: lebih sabar sesantai-santainya.

Apa harapan saya di tahun 2020 ini? Apa yang mau terjadi, terjadilah. Toh itu sudah takdir dan ketetapan Allah, tentunya setelah berusaha hidup-hidupan untuk mewujudkannya.

Bukannya itu adalah bahasa keputus-asaan, tapi penghiburan diri agar lebih baik lagi. Karena yakin saja harapan tersebut pasti tidak akan mencapai 100%, untung baik kalau capaiannya bisa setengahnya.

Promo Kredit Mobil

IMG_20191203_173002

Di dekat pintu keluar toko Maxi, seorang sales mobil memberi selembar brosur kredit mobil. Di luar sedang hujan deras. Memang biasanya hujan mulai November dan sudah deras di Desember.

Promo akhir tahun memang kerap dilakukan dealer mobil jelang tutup buku. Biasanya untuk mengejar target penjualan. Alasannya macam-macam, mulai menghabiskan stok model lama hingga memang dealer lagi murah hati ingin berbagi pada pelanggan.

Saya mbatin, kok tega-teganya pak sales memberi saya brosur cicilan mobil disaat hujan deras tapi kantong kering begini, mentang-mentang saya hanya naik motor. Seolah meledek “enak naik mobil pak, hujan tak kebasahan, tak perlu menunggu hujan reda seperti bapak”

 

Kuaci Polos Tanpa Kulit

IMG_20191130_201724

Berusaha diet dengan makan kuaci. Bukan karena kalorinya seiprit, tapi karena olahmulut saat membukanya. Berharap keinginan makan makanan berat berkurang yang berkontribusi dalam menurunkan berat badan.

Kuaci sepertinya mulai berhasil mengalihkan perhatian dan hasrat untuk makan saya, beberapa hari ini saya berniat rutin makan kuaci. Kuaci, membukanya butuh kesabaran, memakannya butuh kesabaran juga.

Tapi tadi Sar ketemu kuaci tanpa kulit, kemudian dibeli dan dicoba. Lumayan. Bagi yang gabut parah, kuaci tanpa kulit membuat gabut semakin parah. Bagaimana tidak gabut, isi kuaci tinggal dimasukkan ke mulut tanpa membuka kulitnya lagi. Ini adalah foto kuaci polos tanpa kulit, rasa asin, mungkin terkontaminasi iler pembukanya.

 

Preman Bunga Bunga

IMG_20191119_080246

Sebelumnya tempat ini penuh semak dan duri, kadang jadi tempat sampah. Selain sampah, nyamuk senang bersarang di sini.

Namun sebulan terakhir tempat ini berbenah, dikomandoi oleh Bang Diman (begitu kami memanggilnya) tempat ini mulai bersih dan rapi. Sampah dibuang di tempatnya, tanah sedikit diratakan, diberi bunga-bunga, disiram setiap hari. Ya, “tempat sampah” itu disulap jadi taman.

Saya suka bunga-bunga dan taman, tapi tidak sanggup membuatnya. Apalagi dari sebelumnya tempat sampah. Saya hanya bisa menikmati, tanpa mencipta. Beda dengan Bang Diman, walaupun termasuk senior dan temperamental, beliau pekerja keras dan berselera lembut, sungguh watak yang kontradiktif. Selama ini saya hanya melihat covernya.

Indomie Goreng Siram

 

IMG_20191102_083037

Entah mengapa saya jatuh cinta kembali denganmu, Indomie goreng. Mungkin karena rasa yang khas dan tak mau beranjak dari benak. Saya racik pagi ini dengan siraman air panas. Entah mengapa walaupun disiram tanpa digoreng, namamu tetap mie goreng. Mungkin terlanjur sayang.

Pagi ini kembali menikmatimu, tanpa direbus tapi disiram saja dengan air panas. Menambahkanmu dengan telur rebus yang sudah tiga hari disimpan dalam kulkas. Sedikit lada hitam dan serbuk cabe, jadilah kau sarapan terlezat pagi ini.

Sebenarnya telur rebuslah yang menjadi alasan utama membuat mie instan pagi ini. Sayang, takutnya busuk kalau berlama-lama di kulkas. Daripada membusuk, mending saya buatkan teman.

Gabut Luar Biasa

IMG_20190712_074721

Sebulan ini gabut luar biasa. Belum ada perjalanan dinas ke luar kota membuat kegabutan ini sungguh hakiki. Jadinya di kantor saja sambil scroll-scroll gawai menghabiskan sisa kuota.

Saya memang penghuni baru di kantor ini setelah baru pindah empat bulan lalu. Junior mesti mengalah dan beradaptasi dengan suasana baru kantor. Termasuk kerjaan yang belum dipercayakan atasan.

Alasan utama gabut di kantor adalah tak ada laptop. Ada sih komputer PC kantor tapi dipakai bergantian sama para pendahulu, jadinya kadang seharian melamun saja menunggu giliran memakai komputer. Ada laptop lama, tapi dimuseumkan di rumah karena rusak. Mau beli laptop tapi tak ada modal. Nasib.

 

Hari Pertama

IMG_20190710_103324

Hari ini masaĀ orientasi sekolah dimulai. Walaupun sejak pagi Khal agak demam, dia tetap semangat mengikutinya. Semangat bersekolah anak seperti Khal harus tetap terjaga. Khawatirnya kalau tidak ikut MOS hari pertama, banyak hal terkait pengenalan sekolah beserta adaptasinya yang bakal tertinggal.

Karena demam, saya khawatir Khal tidak sanggup menuntaskan hari pertama ini. Makanya, saya tunggui di lapangan sekolah sejak jam 10 hingga jam 12 siang. Sebelumnya saya sudah izin tidak standby di kantor pagi hingga siang ini.

Menunggu di lapangan sekolah yang cukup rindang. Sambil buka-buka gawai. Anak-anak yang lain ditunggui oleh ibunya di gazebo sekolah yang berada di pinggir lapangan.

#2020GantiMertua

20180914_130958

Saya berharap tak ada pertikaian serius antara pemilik mobil dengan mertuanya sehingga berani menempel stiker tagar #2020gantimertua dengan tanda seru berukuran font maksimal. Apalah salah mertua sampai dibuatkan tagar begitu. Cekcok dengan pasangan tak perlulah membawa-bawa mertua.

Mungkin hanya lucu-lucuan, dan si menantu punya selera humor yang sama dengan mertuanya. Indikasi ke “hanya lucu-lucuan” bisa dilihat dari deadline yang masih lama, mengapa tidak tahun ini atau tahun depan saja?

Ataukah sang menantu sebenarnya sudah punya calon mertua, tapi menunggu sampai pisah baik-baik dengan istrinya dan mengumpulkan kembali modal pernikahan untuk dua tahun kedepan. Sungguh perencanaan yang matang, dan saya cukup terhibur.

Tak ada (blog) yang abadi

PSX_20180714_171320

Saya biasanya mencari ide postingan di dailypost, terkhusus weekly photo challenge sebelum posting sesuatu di blog ini. Saat melihat tantangan foto mingguan, saya otomatis berpikir foto apa yang bakal saya posting untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Secara tidak langsung ide tiba-tiba muncul, memilih foto apa saja yang kira-kira cocok ataupun sekadar mencocok-cocokkan antara narasi foto dengan tema tantangan.

Setelah sekian lama, baru saya buka dailypost lagi. Ternyata tantangan foto mingguan telah berakhir sejak 30 Mei 2018 yang lalu, lebih satu bulan lalu yang berarti lebih satu bulan saya baru membuka blog ini lagi. Sungguh menyedihkan.

Tak ada (blog) yang abadi, hanya cinta-Mu yang abadi.

Melawan Lapar

Tak peduli dengan perut yang semakin melar, dengan senang hati saya memasak malam ini, tentunya untuk dimakan sendiri. Rakus? Memang!

Menu dadakan melawan lapar bin perut keroncongan malam ini adalah nasi putih ikan goreng kering dengan sambal tomat, plus sedikit dedaunan sawi hijau. Enak? Pasti! Ya iyalah, lagi lapar. Apapun enak dimakan kalau lapar, asalkan yang dimakan adalah makanan.

Saya memilih makan malam dengan menu berat malam Jumat ini, daripada nyemil setengah-setengah yang akhirnya bikin lapar tengah malam nanti. Tak peduli resolusi awal tahun yang akhirnya gagal total, kalau saya bertekad berhenti makan malam. Konon, kalau mau langsing jangan makan malam.

Rise/Set

Nun jauh di tengah laut sana, awan hitam menggelayut, menutup sang mentari yang akan tenggelam. Ada batas antara terang dan gelap, membentuk celah serupa mata berwarna jingga. Sungguh indah.

Sayang, ada sebatang bambu yang agak mengganggu. Hanya ini foto portrait yang sempat saya abadikan, yang lain foto landscape yang mungkin akan saya posting di blog sebelah pada kesempatan lain.

Pemandangan ini terabadikan di kawasan ekowisata Mangrove Lantebung, Makassar. Saat galau hati tiba-tiba menggelayut serupa awan hitam, terang segan hujan tak mau. Malam harinya sepulang dari sana, hujan deras baru turun. Mungkin awan yang menutup sunset tadi yang baru sampai ke daratan.

Foto bareng, posting kemudian

Bakal merindukan momen-momen seperti ini. Foto bareng berdua dengan Khal (yang tidak bayi lagi). Sebentar lagi, si Kecil akan tumbuh besar (Insya Allah) dan menjadi milik teman-temannya, dalam artian waktunya tak banyak lagi bersama kedua orangtuanya.

Saya sempat membuka folder foto saat Khal masih bayi. Lucu dan tak berdaya. Mau digendong kemanapun, diuyel-uyel, dia tak bisa “melawan” atau menolak. Sekarang, diminta berapa kalipun sebanyak itu pula penolakannya sambil tertawa menyindir. Nda mauja’, ayah botto’..

Beruntung, pagi tadi sebelum ke sekolah setelah “diancam” bundanya akhirnya Khal mau foto bareng ayahnya. Mengambil beberapa pose, Khal memang fotojenik, tidak sama dengan ayahnya yang amit-amit.

A Face in the Crowd

Before all of this ever went down
In another place, another town
You were just a face in the crowd
Out in the street walking around
A face in the crowd
Out of a dream, out of the sky
Into my heart, into my life
And you were just a face in the crowd

Out in the street, thinking out loud
Out of a dream, out of the sky

And you were just a face in the crowd
You were just a face in the crowd
Out in the street, walking around
A face in the crowd

-Jeff Lynne/ Tom Petty-

Puisi Orang Gila

Kepalan tangan tak kan meredakan perih..
Hunusan pedang tak kan mematahkan pilu..
Luapan air mata tak kan membasuh luka..
Hempasan wujud hanyalah sia-sia..
Berlapang dadalah walaupun sesak..
Tersenyumlah walaupun kecut..
Cahaya redup kan datang menyerta..
Hingga terang membalut gulita..
Duhai aku, anak manusia..
Camkan tutur arif sang rahim..
Bersabarlah, maafkan, dan lupakan!!!
Hingga kita bersua pada yang mula..

Kalau tak pandai berpuisi, mari menggila. Entah siapa yang gila, dia atau saya? Karena konon yang membentuk persepsi adalah yang mayoritas, kemudian terkonvensi menjadi pandangan umum yang dianggap wajar.

Entah apa isi kepalanya. Mungkin dia demikian karena kesedihan memuncak, ditinggal pergi saat sayang-sayangnya.

Jangan Banyak Mengeluh

Sebagai manusia, saya suka “mengeluh” dalam kehidupan ini. Dengan tazkiroh ini, mencoba tidak mengeluh lagi.

Mengeluh: “capetta’mo!” ALLAH menjawab: “Dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat” (An-Naba’:9)

Mengeluh: “Beratnya cobaan ini, nda sanggupma!” ALLAH menjawab: “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupannya” (Al-Baqarah:286)

Mengeluh: “Galauta’mo!” ALLAH menjawab: “Hanya dengan mengingatKU, hati akan menjadi tenang” (Ar-Ra’d:28)

Mengeluh: “Sia-sia semuaji!” ALLAH menjawab: “Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zarah sekalipun, niscaya akan mendapatkan balasannyaā€¯ (Al-Zalzalah:7)

Mengeluh: “Ndada mau tolongka’!” ALLAH menjawab: “Mintalah kepadaKU, niscaya Aku kabulkan” (Al-Ghafir:60)

Mengeluh: “Sedihku!” ALLAH menjawab: “Janganlah bersedih, sesungguhnya AKU bersamamu” (At-Taubah:40)

Jangan banyak mengeluh, perbanyak syukur dan sabar.

Upacara Hari Senin

Setiap Senin mesti bangun pagi, kemudian bergegas ke kantor untuk upacara. Upacara dimulai jam 7.30, tapi ketidakpastian lalulintas membuat saya (dan mungkin banyak abdi negara lain) sering salah prediksi dan akhirnya terlambat.

Daripada terlambat, saya berangkat lebih pagi kalau hari Senin. Karena jam 7 pagi tak keburu, saya berangkat lebih pagi lagi, jam setengah 7. Padahal waktu tempuh PMI ke kantor hanya 30 menit. Kalau beruntung, saya tidak terlambat dan dengan santai mengisi tiga daftar hadir: finger print, absen SKPD, dan absen fungsional. Ribet!

Foto ini adalah sesi tambahan saat upacara berlangsung. Penyerahan hadiah, piagam, atau pencanangan kegiatan oleh bapak Bupati.