Halitosis atau aroma napas tak sedap atau bau mulut adalah hal memalukan sekaligus memuakkan, dapat menjadi masalah besar baik dari segi kesehatan maupun sosial. Apa tidak memalukan jika lawan bicara anda tiba-tiba menutup hidung, atau menjauhkan letak hidungnya dari mulut anda, atau lebih ekstrimnya nyeplos mengatakan “mulutmu bau!!”?
Empat puluh juta orang Amerika menderita bau mulut (American Dental Hygienists Association). Sungguh kasihan ke empat puluh juta orang Amerika itu, bagaimana dengan orang Indonesia? Saya yakin lebih banyak lagi, entah berapa puluh juta.
Sebagai makhluk sosial di dunia offline yang sadar kesehatan, saya sangat takut mengidap bau mulut akut. Bau mulut adalah suatu keniscayaan, namun keseringan bau mulut hingga akut adalah malapetaka. Kadang kita tidak sadar akan bau mulut ini karena yang merasakan aromanya hanyalah lawan bicara kita. Andaikan anda punya rekan bisnis yang mulutnya bau, tentu tidak akan secara langsung bilang “maaf, mulut anda bau”. Namun secara bertahap akan menjauh, kalau bisa transaksi bisnis lewat telepon atau email saja, sangat berpengaruh secara sosial di dunia offline bukan? Lain halnya bila yang bau mulut adalah teman, sahabat, atau bahkan keluarga dekat anda. Jika hubungan emosional sudah sangat erat, bukan tidak mungkin anda menegurnya langsung. Bisa dengan cara halus menyodorkan permen atau cara non halus dengan menegur langsung. Tidak masalah jika si empunya bau mulut sadar diri dan tidak tersinggung, tapi jika sedang badmood dan emosinya lagi labil? Itulah mengapa bau mulut dampak sosialnya jauh lebih buruk daripada kesehatan. Walaupun mahal, sehat dapat dibeli, bau mulut dapat diatasi tapi sakit hati siapa yang bisa obati? Untuk itu, mari berantas bau mulut sampai ke akar-akarnya!
Penyebab utama bau mulut adalah bakteri penyebab bau yang tumbuh di dalam mulut. Bakteri ini akan menumpuk pada makanan yang tersisa di mulut dan antara gigi bila tidak gosok gigi secara teratur. Bakteri ini kemudian menghasilkan senyawa sulfur yang membuat napas jadi bau. Jadi kalau mau hilangkan bau mulut, hilangkan dulu bakterinya, pun kalau belum bau mulut jangan biarkan bakterinya hinggap di mulut. Caranya? Gosok gigi yang baik dan benar secara teratur.
Selain bakteri, makanan dan minuman berbau khas tertentu seperti bawang (merah dan putih), durian, alkohol dan kopi dapat memicu bau mulut. Merokok juga merupakan penyebab utama bau mulut dan konon lebih berbahaya, karena kolaborasi asap rokok dan bau mulut bahkan bisa membunuh bakteri penyebab bau mulut, bakteri saja mati apalagi manusia. Hehehehehe… Merokok mengurangi aliran air liur di dalam tubuh dan memperburuk bau mulut.
Lalu bagaimana dengan bau mulut yang semua orang punya? Hampir setiap orang mengalami bau mulut di pagi hari. Itu karena ketika kita tidur, aliran air liur secara drastis berkurang sementara lidah dan pipi bergerak sangat sedikit. Ini memungkinkan sisa makanan menetap pada sel-sel mulut, akan mati dan menumpuk di permukaan lidah, gusi, dan bagian dalam pipi. Bakteri dalam mulut pun mulai bekerja dan memecah sisa makanan ini sehingga menghasilkan bau yang tidak sedap. Hal ini diperparah jika menderita hidung tersumbat dan bernapas dengan mulut saat tidur di malam hari. Makanya, solusi agar tidak bau mulut di pagi hari adalah begadang, tidak tidur. Hehehehehe… Pun jika tidak dapat begadang tiap malam, jangan khawatir, bau mulut di pagi hari biasanya akan menghilang setelah sarapan dan menyikat gigi karena air liur mulai mengalir lagi dan residu sisa yang hanyut dan tertelan. Jika tidak hilang juga, derita lo…
Diet atau puasa juga dapat menyebabkan bau mulut. Ketika tubuh tidak lagi memiliki pasokan karbohidrat, glukosa akan terpecah dan disimpan dalam otot dan hati. Setelah beberapa jam, tubuh mulai memecah lemak. Sisa hasil metabolismenya (yang dikenal sebagai keton), menyebabkan napas tak sedap. Nah, beberapa hari lagi puasa Ramadhan, bersiap-siaplah dengan wabah bau mulut. Tapi jangan khawatir, Tuhan telah menjanjikan bau surga bagi yang berpuasa, bahkan bau mulutnya orang puasa lebih disukai Tuhan daripada bau minyak kesturi (kesturi itu apa yah? Sejenis minyak wangi?).
Selain cara konyol di atas, ada beberapa cara agak waras mengatasi bau mulut tak sedap.
1. Sikat gigi lebih sering, minimal dua kali sehari sebelum tidur dan bangun tidur. Bagusnya lagi sikat gigi setiap selesai makan (besar). Jadi kalau saya makan tiga kali sehari, minimal gosok gigi lima kali sehari. Tapi jangan berlebihan, menyikat terlalu agresif dapat mengikis email gigi, membuat gigi Anda lebih rentan terhadap kerusakan (loh???)
2. Membersihkan lidah. Selain tak bertulang, lidah berbahaya karena lapisan yang terbentuk di lidah dapat menjadi tempat bersarangnya bakteri yang membuat bau busuk. Untuk menghilangkannya, bersihkan lidah dengan pembersih lidah atau sikat lembut lidah dengan sikat gigi.
3. Hindari makanan yang membuat bau napas. (Sudah jelas)
4. Hentikan kebiasaan Merokok. Selain menyebabkan bau mulut, merokok dapat merusak jaringan gusi dan membuat noda gigi. Hal ini meningkatkan risiko kanker mulut.
5. Berkumur-kumur. Dengan air putih dapat menyegarkan napas dengan menghilangkan partikel makanan dan merangsang air liur. Dengan anti bakteri obat kumur dapat menambahkan perlindungan ekstra dengan mengurangi plak penyebab bakteri. Bagi anda yang muslim taat jangan khawatir, berkumur-kumur otomatis dilakukan minimal lima kali sehari saat wudhu sebelum shalat.
6. Hindari permen manis. Permen manis meningkatkan pertumbuhan bakteri di mulut. Mengunyah permen karet tanpa gula dapat merangsang air liur yang alami dan merupakan mekanisme pertahanan mulut terhadap asam plak.
7. Jaga kesehatan gusi. Bakteri menumpuk di kantong di pangkal gigi, menciptakan bau kurang sedap.
8. Hindari mulut kering. (Sudah jelas)
9. Ke dokter gigi. (Sudah jelas)
Waspadalah, cegahlah bau mulut sebelum terlambat. Kalau terlambat silahkan berdoa karena bau mulut juga dapat menjadi gejala medis penyakit lain seperti infeksi sinus, postnasal drip dari alergi, infeksi paru-paru, diabetes, atau penyakit hati dan ginjal. Semangat menggosok gigi, semoga bau mulut tidak mengubah duniamu.